Januari 2020
Tulisan ini kami khususkan untuk generasi muda Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini, banyak hal positif yang dapat dituangkan baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Begitu mudahnya kita diberikan kebebasan untuk berkreasi, berinovasi, menuangkan ide-ide terbaik untuk kemajuan daerah. Bahkan peninggalan sejarah dimasa lalu yang mungkin saat ini mulai usang, mulai hilang satu persatu dengan perkembangan zaman, dapat kita dokumentasikan melalui kecanggihan teknologi saat ini.

Sebut saja beberapa media sosial yang dapat menjangkau semua orang diseluruh dunia, Facebook, Blogger, Wordpress, dan masih banyak media sosial lainnya.
Jangan kita malas-malasan bahkan super cuek dengan perkembangan teknologi, tetapi haruslah kita terus mengikuti bahkan berperan didalamnya.

Salah satu contoh hasil karya orang-orang tua kita terdahulu, yang mempunyai tujuan untuk memperkenalkan budaya yaitu dengan menerbitkan SINOPSIS tentang “Upacara Hadat Kematian (Pesta Woke) di Wita Mori, Lumense Pahlawan, Tari Melere.”

Sinopsis ini diterbitkan pada Oktober 1986 oleh Himpunan Pengembangan Kebudayaan Wita Mori (HPKWM) yang pada saat itu diketuai oleh Bapak A. TAMAWIWI (Almarhum).
Camat Petasia pada waktu itu, Bapak Drs. Johny Badu, menyampaikan sambutan tertulis dan dimuat pada halaman pertama, mengatakan : “dengan adanya Sinopsis ini, bukanlah berarti bahwa daerah Wita Mori ingin menonjolkan sifat feodal dan kedaerahan yang sempit, tetapi sesungguhnya dengan terbitnya Sinposis ini, daerah Wita Mori akan menyatakan prinsip Bhineka Tunggal Ika, serta mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang mewajibkan kita tetap bersatu sebagai Bangsa Indonesia, karena persatuan dan kesatuan bangsa merupakan modal utama bagi Bangsa kita untuk maju serta mencapai cita-cita”.

Walaupun hanya dibuat dengan cara sederhana sesuai zamannya pada waktu itu, tetapi kami menilai bahwa ini adalah hasil karya yang sangat berharga. Kita yang belum tahu, menjadi tahu.
Tugas kita sekarang adalah bagaimana mempertahankan bahkan terus menyebarluaskan peninggalan budaya dari orang-orang tua kita terdahulu. Kita adalah pewaris budaya.
Ayo kita menggali peniggalan budaya daerah kita, dokumentasikan, publikasikan.

Tanpa berkarya, kita takkan berjaya.
Kita kuat, jika kita satu.

BERSAMBUNG PADA TULISAN BERIKUTNYA (Isi dari Sinopsis karya HPKWM)