Jika sobat hendak bepergian ke daerah Sulawesi Tengah, tentunya sobat akan menikmati perjalanan melewati Jalan Trans Sulawesi, jalur utama yang menghubungkan Ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah dengan beberapa Kabupaten yang ada yaitu Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una-Una, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Luwuk Banggai, bahkan menghubungkan Kota Makassar – Gorontalo – Manado.
Kurang lebih 70 Km arah timur kota Palu (Ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah) anda akan memasuki Desa Toboli, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong. Di Desa Toboli ini, ada warung-warung sederhana yang nyaris tak pernah sepi pengunjung sepanjang hari 1 x 24 jam. Bagi warga sekitar maupun setiap orang yang melewati daerah ini sudah sangat mengenal tempat ini, dan tidak pernah melewati begitu saja. Deretan parkiran mobil baik pribadi, mobil dinas maupun bis-bis angkutan umum dan sepeda motor selalu memadati halaman depannya, sehingga tak jarang membuat arus lalu lintas di poros jalan Trans Sulawesi sedikit terganggu.
Kurang lebih 70 Km arah timur kota Palu (Ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah) anda akan memasuki Desa Toboli, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong. Di Desa Toboli ini, ada warung-warung sederhana yang nyaris tak pernah sepi pengunjung sepanjang hari 1 x 24 jam. Bagi warga sekitar maupun setiap orang yang melewati daerah ini sudah sangat mengenal tempat ini, dan tidak pernah melewati begitu saja. Deretan parkiran mobil baik pribadi, mobil dinas maupun bis-bis angkutan umum dan sepeda motor selalu memadati halaman depannya, sehingga tak jarang membuat arus lalu lintas di poros jalan Trans Sulawesi sedikit terganggu.
Warung yang dimaksud menyediakan makanan khas yaitu Lalampa. Lalampa adalah makanan berbentuk nasi ketan putih yang didalamnya terdapat ikan (ikan cakalang) yang telah dihaluskan dan ditumis dengan bumbu, dibungkus daun pisang dan dipanggang diatas bara api kurang lebih 5 menit, yang diberi harga Rp 1.250/bungkus. Sungguh lezat menikmati Lalampa yang disajikan bersama segelas kopi, kopi susu atau sarabba (air jahe hangat dicampur telor dan susu) yang semuanya tersedia di warung tersebut.
Setiap hari, warung-warung ini menghabiskan 100 kg beras ketan putih dan puluhan kilo gram ikan laut serta daun pisang yang cukup banyak. Melayani konsumen selama 1 x 24 jam. Pengunjung warung-warung ini mencapai ratusan orang setiap hari, karena memang tempatnya yang sangat strategis, berada dipertigaan jalan trans sulawesi yang menghubungkan Makassar – Gorontalo – Manado, dan merupakan jalan poros utama menuju Kota Palu.
"Torang ini tiap hari lewat disini, dan pasti singgah diwarung ini, baik saat melintas dari Palu ke Morowali maupun dari Morowali ke Palu" kata salah seorang sopir mobil rental Delita Express.
Bagi sobat yang hendak merencanakan perjalanan melewati tempat ini, sangat disayangkan jika tidak mampir di warung tersebut. Bisa langsung menikmati Lalampa di warung dan juga sebagai bekal di perjalanan maupun menjadi oleh-oleh yang dibawah pulang ke rumah.
"Torang ini tiap hari lewat disini, dan pasti singgah diwarung ini, baik saat melintas dari Palu ke Morowali maupun dari Morowali ke Palu" kata salah seorang sopir mobil rental Delita Express.
Bagi sobat yang hendak merencanakan perjalanan melewati tempat ini, sangat disayangkan jika tidak mampir di warung tersebut. Bisa langsung menikmati Lalampa di warung dan juga sebagai bekal di perjalanan maupun menjadi oleh-oleh yang dibawah pulang ke rumah.
Post A Comment:
0 comments so far,add yours
Posting Komentar