Cagar Alam Morowali di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah


Cagar Alam Morowali dengan luas 209.400 Ha yang ditetapkan dengan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 237/Kpts-II/1999 tertanggal 27 April 1999, merupakan kawasan yang dikelompokan dalam “kawasan hutan tetap dengan fungsi konservasi”. Pada saat penetapannya, kawasan ini berada diwilayah administratif Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali, namun setelah adanya pemekaran wilayah, Cagar Alam Morowali ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Morowali Utara. Secara geografis, kawasan CA Morowali terletak antara 121o15’23”-121o46’11” Bujur Timur dan antara 1o19’38”-1o57’35” Lintang Selatan.

Jika melihat sejarah penetapan kawasan ini, Cagar Alam Morowali telah lama ditetapkan yaitu sejak tahun 1980. Melalui Keputusan Nomor: 133/Kpts/Um/3/1980 tanggal 3 Maret 1980, Menteri Pertanian menunjuk Kelompok Hutan Morowali sebagai Kawasan Cagar Alam (CA) dengan perkiraan luas 200.000 Ha. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 374/Kpts-VII/1986 tanggal 24 November 1986 kawasan ini ditetapkan sebagai CA Morowali seluas 225.000 Ha.
Terakhir, Menteri Kehutanan dan Perkebunan melalui Keputusan Nomor: 237/Kpts-II/1999 tertanggal 27 April 1999 kembali menetapkan kelompok hutan CA Morowali sebagi kawasan hutan tetap dengan fungsi konservasi dengan luas 209.400 Ha.

Kawasan CA Morowali didominasi oleh kelompok lahan yang secara fisiografi berbukit dan bergunung, dengan topografi sebagian besar curam dan sangat curam (kelas lereng lebih dari 25%), tersebar pada bagian Barat, Utara dan Timur kawasan. Sedangkan bagian kawasan dengan topografi datar, landai hingga agak curam tersebar di Selatan dan Tenggara kawasan hingga ke batas pantai.
Areal dengan topografi curam dan sangat curam ini meliputi lebih dari 65% kawasan cagar alam. Beberapa gunung yang terdapat di kawasan Cagar Alam Morowali antara lain Gunung Tokala, gunung Tambusisi, dan Gunung Morowali. Gunung yang tertinggi adalah Gunung Tokala dengan tinggi 2.600 meter diatas permukaan laut.
Beberapa tipe hutan atau ekosistem antara lain Hutan Mangrove, Hutan Alluvial Dataran Rendah, Hutan Pegunungan, Hutan Lumut, dan Hutan Sekunder. ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan hujan dataran rendah (kering dan basah/rawa) dan hutan hujan pegunungan.

Memiliki potensi Fauna, yaitu jenis-jenis mamalia besar endemik Sulawesi adalah Anoa dataran tinggi (Bubalus quarlessi), Babirusa (Babyrous babirussa), Musang coklat Sulawesi (Macrogalidia muschenbroeki), Monyet hitam (Macaca tonkeana), Kuskus (Phalanger celebensis dan P. ursinus). Di samping itu terdapat juga babi hutan (Sus celebenisis), Rusa (Cervus timorensis), Musang (Vivera tangalanga), jenis-jenis tikus (Rattus sp), dan jensi-jenis kelelawar.
Jenis-jenis burung laut seperti Haliacetus lengogaster, Sturnidae, dan Sulidae. Jensi burung air danau antara lain Lik pohon (Denrocygna sp), Anos gibber, Anhinga melanogaster, dan Ardea purpurea. Jenis-jenis lainnya Prionturus platurus, Trichoglossu ornatus, T. flavoridid, Megapodius freycinet, dan Macrocephalon maleo.
Jenis-jenis reptil antar lain Biawak (Hydrosaurus amboinensis dan Varanus sp), Kura-kura (Testusdo sp), Ular phyton, Ular daun (Nafric sp), Psamurodynastes sp, dan Trimersurus wagleri. Jenis-jenis invertebrata yang ada antara lain jenis kupu-kupu (Lycaunidae), Kumbang, dan Rayap.

Juga terdapat potensi Flora, yaitu pada Hutan Mangrove di sepanjang pantai yang berlumpur, jenis-jenis yang dominan adalah Bakau (Rhizopora apiculata, R. mucronata, dan R. alba), di belakang garis pertumbuhan Rhizopora ini terdapat Bruguieera gymnorrhiza, Lumnitzera littorea, Ceriops, dan Coropa abovata, di daerah kering pada batas daratan dengan hutan bakau, tumbuh Acrosthicum sp., Pandanus sp., Ficus, Eugenis, dan Casuarina sp.
Pada Hutan Alluvial Dataran Rendah jenis yang dominan adalah Callophyllum soulatri. Jenis-jensi lain yang ada adalah Santiria sp., Kellbergiodendron celebicum, Ganostyllus macrophyllus, Alstonsi scholaris, Eugenis sp., Garcinia dulci, Palaquium sp., dan Parinaria corymbosa.
Pada Hutan Pegunungan, jenis-jenis yang dominan adalah Castanopsis sp., Palaquium sp., Lithocarpus sp., Elaeocarpus sp., Tristania sp., Pangium edule, dan Homalium foetidum. Jenis-jenis lain yang ada adalah Diospyros sp., Polyalthia celebica, Agathis sp., dan lain-lain.
Pada Hutan Lumut yang dijumpai pada ketinggian di atas 1.600 mdpl. Jenis-jenis pohon yang ada adalah Lithocarpus sp., Querqus, Tristanis, dan Pandanus sp.
Hutan Sekunder merupakan daerah bekas perladangan, terdapat padang alang-alang. Jenis–jenis pohon yang ada adalah Themeda, Saccaharum spoutaneum, Psidium guajava, dan lain-lain.

Yang paling utama adalah, kawasan ini merupakan tempat bermukimnya salah satu suku tertua di Sulawesi Tengah, yaitu Suku Wana (disebut dengan Tau Taa Wana yang berarti orang yang tinggal didalam hutan). Namun mereka juga sering menyebut diri sebagai Tau Taa atau “orang Taa”. Suku ini berbicara dalam bahasa Taa. Mereka hidup dari hasil hutan, ladang berpindah-pindah dan berburu. Suku lain yang berada di Cagar Alam Morowali adalah Suku Mori, Bungku, Bugis, Kaili, serta berbagai kelompok pendatang dari berbagai tempat di Sulawesi bahkan dari luar Sulawesi. Mereka berbaur, tetap menjaga identitas kesukuan masing-masing, melestarikan kehidupan yang harmonis, menjunjung tinggi solidaritas dalam perbedaan yang ada, baik Suku, Agama, Ras dan Kepercayaan masing-masing.

Postingan kali ini bersumber dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, yang sengaja kami tulis kembali untuk menjadi bahan informasi bagi generasi muda Morowali Utara. Tentunya kita akan bangga bercerita tentang daerah kita, jika kita memahami ataupun sedikit mengetahui tentang daerah yang kita banggakan.

Tulisan ini juga sebagai bentuk promosi daerah, sekiranya Kabupaten Morowali Utara kedepan akan menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang paling dicari oleh wisatawan. Mari bersama kita membangun daerah kita, dimana Kabupaten Morowali Utara memiliki banyak potensi wisata yang saat ini sedang diupayakan untuk pengembangannya. Sukses, Morowali Utara. Silahkan sobat mencoba bagi yang hoby traveling. Ayoooo!!
Share To:

Elbert Bandau

Post A Comment:

0 comments so far,add yours