Gubernur Sulawesi Tengah Drs H. Longki Djanggola meresmikan penggunaan dua dermaga kapal penyeberangan berikut sebuah kapal Ferry yang dibangun dengan dana APBN Kementerian Perhubungan senilai Rp 76,7 miliar di Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Rabu, 29 November 2013.
Kedua dermaga itu masing-masing berada di Kolonodale dengan nilai anggaran Rp 29 miliar dan di Baturube, Kecamatan Bungku Utara bernilai Rp 26 miliar yang dibangun secara bertahap sejak empat tahun lalu.
Kapal Ferry yang bernama KMP Teluk Tolo ini dibangun di galangan kapal Bitung, Sulawesi Utara, dengan nilai Rp 22 miliar, dapat mengangkut penumpang 250 orang kelas VIP dan ekonomi serta 19 buah mobil truk.
KMP Teluk Tolo mampu mengangkut penumpang 250 orang kelas VIP dan ekonomi serta 19 buah mobil truk
Kapal yang akan dioperasikan Perum ASDP ini disiapkan untuk melayani rute Kolonodale - Baturube/Siliti, Kecamatan Bungku Utara yang selama ini dilayani kapal-kapal rakyat dan terbatas hanya untuk mengangkut penumpang saja, kata Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Hindro Surachmat. Dengan hadirnya kapal Ferri ini, kata Hindro, pelayanan masyarakat tidak hanya untuk penumpang tetapi juga untuk barang-barang dan kendaraan. Kapasitas angkut juga lebih besar dan waktu tempuh lebih cepat dibanding kapal-kapal rakyat.
"Kapal ini memiliki kecepatan 12,8 knot perjam sehingga jarak antara Kolonodale dan Baturube bisa ditempuh dalam waktu tiga jam, sementara dengan kapal rakyat bisa mencapai enam bahkan tujuh jam," ujarnya.
Penjabat Bupati Morowali Utara Abdul Haris Rengga yang dihubungi terpisah mengemukakan bahwa kehadiran dermaga dan pelayanan kapal Ferri ini sudah lama ditunggu masyarakat karena Kolonodale sebagai ibu kota kabupaten sampai saat ini belum bisa berhubungan jalan darat dengan Baturube. "Perputaran ekonomi di Morowali Utara diharapkan akan lebih menggeliat dengan sarana dan prasarana angkutan ini, karena Baturube dan sekitarnya merupakan kantong ekonomi penting bagi Morowali Utara sebab di sana ada kilang LNG Donggi-Senoro," ujarnya. Karena kendala perhubungan ini, kata Haris, manfaat ekonomi dengan kehadiran kilang LNG Donggi-Senoro dan pengeboran minyak lepas pantai di Tiaka, Kecamatan Mamosalato, lebih banyak dinikmati Kabupaten Banggai sebab akses perhubungan darat dari Baturube ke Luwuk, Ibu Kota Kabupaten Banggai sangat lancar. Apalagi, katanya, Kota Luwuk memiliki bandar udara yang bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 737 sehingga akses para investor minyak ke Mamosalato pada umumnya lewat Kota Luwuk.
Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola yakin dengan sarana dan prasarana angkutan ini akan meningkatkan akselerasi pembangunan ekonomi daerah dan masyarakat serta pelayanan pemerintahan dan pembangunan di Morowali Utara yang diresmikan menjadi kabupaten baru pada April 2013.
Ia meminta warga memelihara kapal dan dermaga ini dengan baik.
Sumber : antaranews.com | sulteng
Post A Comment: